Strategi sepak bola indonesia di saat masuk final piala dunia

 

Gimana Metode Mafia Bola Bekerja?

Di sesuatu ruangan temaram, Vito Corleone maupun yang kerap dipanggil Don Corleone, terlihat santai duduk di kursi berbahan kulit kebesarannya. Di hadapannya, duduk seorang laki- laki paruh baya gempal bernama Bonasera.

Dengan suara bergetar menahan amarah, Bonasera menggambarkan tentang paras mempesona wanita kesayangannya yang tercabik usai dianiaya 2 teman lelakinya. Hatinya terus jadi terluka manakala majelis hukum memutus kedua pemuda tersebut bebas dari segala tuntuan hukum.

Bonasera sehabis itu bangkit dan menghadiri Don Corleone.“ Saya ingin mereka mati,” bisiknya.

Mendengar itu, Don Corleone bereaksi dingin. Ia tidak menyanggungi permintaan tersebut.

“ Berapa yang harus saya bayar?” tanya Bonasera menegaskan. Masih dengan mimik wajah datar, Don Corleone tiba- tiba bangkit dari duduknya. Kali ini, dari gelagatnya, ia terlihat setuju. Tentu saja, ia tidak berkata angka.

Hanya berkata jika apabila ada seseorang yang melukai Bonasera, sampai orang itu hendak dibuat menderita olehnya.

Bonasera balik bertanya,“ Kita berteman?”

Don Corleone sempat memalingkan wajah, sehabis itu menatapnya dengan tajam.

“ Godfather?” tanya Bonasera lagi.

***

Penggalan dialog Don Corleone dengan Bonasera dalam film legendaris berjudul“ The Godfather” itu, sangat tidak menggambarkan gimana dinginnya mafia dalam berfungsi. Mereka kerap bergerak dalam senyap dan bersembunyi di balik selubung.

Di Indonesia, mafioso lapangan hijau itu dikala ini tengah jadi sorotan tajam. Sebetulnya, sudah sejak lebih dari satu dekade silam, banyak pihak yakin sepak bola Tanah Air disusupi mafia bola. Namun, tidak ada yang mampu memberikan kenyataan karena pergerakannya yang amat apik dan senyap.

Momentum datang menyusul dibentuknya Satuan Tugas( Satgas) Antimafia Bola oleh Polri pada Desember 2018. Hasilnya konkret, 16 orang telah ditetapkan sebagai tersangka, dengan 7 di antara lain sudah disidang. Salah satunya ialah mantan plt Pimpinan Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia( PSSI), Joko Driyono, yang didakwa atas peluluhlantahkan, penghilangan, dan penghancuran barang kenyataan terpaut kasus mafia bola.

Selayaknya mafia pada umumnya, mafioso kulit bulat ini pula memiliki bermacam- berbagai modus buat mencapai tujuannya. Ada 2 tata cara yang digunakan mafia bola dalam melakukan aksinya yakni melakukan match fixing( pengaturan skor) dan match setting( pengaturan pertandingan).

Pengaturan skor biasanya lebih mengarah kepada perjudian. Modusnya, dalam sesuatu pertandingan, skor sudah lebih dulu ditentukan dikala saat sebelum maupun sehabis kick- off. Kebalikannya, pengaturan pertandingan hanya mencari menang dan kalah dengan men- setting permainan sedemikian rupa buat menguntungkan sesuatu tim.

Koordinator Save Our Soccer( SOS)-- suatu lembaga pemerhati isu sepak bola-- Akmal Marhali, menyebut pengaturan skor sudah merambah Liga Indonesia sejak 2003 silam. Menurutnya, selama ini terdapat 4 bandar yang bermain di sepak bola Indonesia. Satu orang berkewarganegaraan Malaysia dan Hong Kong, sebaliknya 2 orang yang lain berasal dari Singapura.

Kemudian, gimana modus yang mereka gunakan?

Seorang bandar biasanya hendak terlebih dahulu menghubungi seorang yang memiliki jaringan kepada runner( penghubung) di Indonesia. Semacam Don Corleone, bentuk itu diucap sebagai Godfather. Bandar tersebut biasanya hendak meminta anjuran kepada Godfather terpaut runner yang hendak dipakainya, tentu dengan imbalan tertentu.

Godfather pula berperan buat membukakan pintu kepada bandar buat masuk ke kompetisi Indonesia. Ia yakni bentuk yang sudah sangat lama berkecimpung di sepak bola nasional dan memiliki pengaruh sangat besar di kalangan para runner.

Sehabis didapat, bandar hendak menghubungi runner secara langsung terpaut pertandingan yang ingin diatur, tim mana yang menang dan kalah terlebih sampai skornya. Nah, bandar itu hendak menyerahkan proses selanjutnya kepada runner tersebut.

Runner ini memiliki latar balik yang berbeda. Rata- rata mereka yakni mantan pesepak bola, manajer maupun wasit. Latar balik tersebut yang nantinya hendak pengaruhi dengan siapa runner tersebut‘ bermain’.

Pemberian itu yakni upaya Lasmi buat menaikkan Persibara dari Liga 3 ke Liga 2 pada kompetisi masa setelah itu. Priyanto dan Anik sehabis itu mendistribusikan uang tersebut kepada Johar Lin Eng, Dwi Irianto, Mansur Lestaluhu, dan Nurul Safarid.

Lasmi sempat dimintai uraian oleh Satgas Antimafia Bola terpaut pengakuannya itu. Dari situ, kasus sehabis itu dibesarkan dengan dugaan penipuan dan pencucian uang.

Kendati demikian, para mafia bola itu melawan. Melalui tiap- masing- masing kuasa hukumnya, mereka berencana hendak berikan ketahui Lasmi dengan kasus penyuapan. Mengenai itu didasari inisiatif Lasmi memberikan uang kepada para tersangka buat menaikkan Persibara ke Liga 2 2019.

membagikan duit kepada para terdakwa buat menaikkan Persibara ke Liga 2 2019.